BLANTERVIO103

PANGGIL AKU FATUR

PANGGIL AKU FATUR
Kamis, 03 Maret 2022
Pagi hari yang cerah semua siswa berbaris di depan kelas hari ini merupakan hari pertama aktif belajar setelah libur kenaikan kelas. Saat berbaris ada seorang anak laki-laki yang mencuri perhatianku, anak itu berbadan besar dibanding teman-temannya sikap tubuhnya yang lengak-lengok, serta suaranya yang agak sedikit melengking kadang membuat aku tersenyum dan tertawa di dalam hati entah lucu dengan suara cadel atau kata-katanya yang polos. 

“Ayo, anak-anak berbaris yang rapih! barisan paling rapih bu guru pilih boleh masuk ke kelas.” Ujarku sambil merapihkan barisan. 

“ Ibu…ibu dianya nggak mau lapih aku didolong-dolong di nakal bu.” Ujar seorang anak kepadaku.

“Sudah… sudah tidak boleh ribut dan bertengkar dengan teman ! jawabku kepada anak itu.

“Anak- anak hari ini pertama kali kalian belajar di Sekolah Dasar harus lebih mandiri dan tertib mengerti tidak ?” tanyaku “mengerti bu guruuu” jawab mereka serempak. 

“Baiklah, ibu sudah mengatur tempat duduk kalian menjadi beberapa kelompok sekarang tugas pertama kalian berkenalan dengan teman satu kelompok nanti ibu akan keliling bertanya siapa saja yang sudah hafal dengan nama teman sekelompoknya.” ujarku sambil berkeliling kelas memperhatikan wajah mereka yang sangat lugu dan menggemaskan. 

Perkenalan antar teman pun berjalan lancar namun tak lama kemudian ada seorang anak perempuan berkulit putih dan berbadan tambun memanggilku kepadaku

“Ibu…… bau kebakaran dikelompok kita ada kertas terbakar di kolong meja.” Kata anak perempuan tersebut. 

“Mana mungkin ada api di kolong meja mungkin bau masakan hangus karena kelas kita disebelah kantin.” Jawabku sambil memperhatikan keadaan sekeliling kelas. 

“Benar bu, aku tidak berbohong aku melihat api di kolong meja.” Kata anak tersebut. Langsung aku berlari menghampiri kelompok anak tersebut sambil memeriksa kolong meja setiap anak.

“Astagfirullah...!!! siapa yang membakar kertas dikolong meja ini. Siapa yang membawa korek api?”
“Bagaimana kalau sampai sekolah kita terbakar!” kataku dengan ekspresi terkejut sambil memadamkan kobaran api dari kertas yang terbakar.

“Fatur buu !!!” mereka serempak menjawab. “Tas Fatur juga terbakar bu bau hangus! “ ujar anak perempuan tadi. Langsung aku segera memeriksa tas Fatur.

“Astagfirullah….! Tas dan bukumu baru hari ini dipakai tapi sudah terbakar sebagian. Ayo kamu ikut bu guru!”

Sambil menggandeng tangan Fatur aku berjalan menuju depan kelas tepatnya dimeja guru aku menasehati Fatur bagaimana bahaya kebakaran bila api sampai membesar dan membakar benda di sekitar. Fatur terlihat ketakutan, pucat dan berkeringat.

“Butan butan aku bu sumpah bu” jawabnya dengan suara cadel yang melengking. Kesal marah, tapi lucu mendengar jawaban lugunya.

Setelah kuperiksa ternyata didalam tasnya terdapat korek api kayu yang masih kusimpan sampai saat ini. akhirnya kuputuskan untuk memanggil orang tua Fatur untuk lebih memperhatikan putranya agar tidak membawa hal-hal yang membahayakan didalam kelas. 

“Maaf bu saya mamah Fatur, ada apa saya di panggil bu guru?” kata seorang ibu kepadaku. 

“Maaf Mamah Fatur (panggilan pada ibu Fatur) ini adalah hari pertama ananda Fatur belajar di Sekolah ini, tetapi ananda sudah melanggar tata tertib sekolah, ananda Fatur membawa korek api dan membakar beberapa kertas di kolong meja dan dibagian dalam tas, saya mohon Mamah Fatur lebih memperhatikan kegiatan dan barang bawaan putranya” jelasku sambil menunjukkan tas Fatur yang sebagian terbakar dalamnya.

“Maaf bu atas sikap anak saya yang tidak tertib dan membuat ibu jengkel dan marah” kata ibu Fatur sambil menitikkan air mata.

Hari berganti hari ada-ada saja tingkah laku Fatur ini, mulai dari membawa belalang ke dalam kelas, mengganggu teman, berebut pensil dengan teman, main air di kamar mandi belum lagi gaya menulisnya yang seperti wartawan jalan-jalan keliling kelas sambil membawa buku yang diletakkan di telapak tangan. 

“Sabar…sabar ibu ngajar kamu Fatur” sambil tersenyum dan melirik Fatur. dan Fatur pun balas tersenyum kepadaku. 

“bu guru Marin … aku bawa anggur banyak di tas, bu guru suka anggur?” tanya Fatur sambil senyum malu-malu.

“Terimakasih Fatur kamu perhatian dengan bu guru, kamu makan saja nanti setelah pelajaran Olahraga” jawabku. 

Singkat cerita anak-anak sudah beraktifitas olahraga dengan bimbingan pak Feriyan. Tampak keseriusan mereka melupakan kepenatan di kelas, maklum saja pelajaran olahraga usad menjadi umum bagi anak SD menjadi pelajaran yang dinanti dalam sepekan belajar. 

Setelah jam pelajaran olahraga usai anak-anak menikmati bekal makanan mereka masing-masing, aku hanya memperhatikan canda dan tawa mereka yang terkadang lucu dan aku tidak tahu apa yang membuat mereka asyik ngobrol satu sama lain. Disela keasyikan anak-anak tiba-tiba Fatur mengahampiriku 

“ini buat bu guru hehehe…..” sambil tersenyum meringis menaruh sejumlah anggur dan wafer di meja. 
“terimakasih Fatur kamu baik sekali” kataku sambil tersenyum.
“Yo, kita makan sama-sama” 
“Tidak ah bu gulu, aku masih punya, itu buat bu gulu saja”  
“Ya sudah, bu guru makan yaa?”
“Iya buuu”. Fatur pun berlalu dari hadapanku, dalam benakku disela kenakalannya Fatur memiliki rasa empati pada sesama, aku bangga pada dia.

Keesokan harinya aku mengajar dengan kondisi kurang sehat, badanku terasa kurang sehat bahkan kepala terasa sedikit pusing. Dengan kondisi seperti itu aku sadar tidak dapat maksimal melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai rencana persiapan pembelajaran, namun aku tidak ingin mengecewakan anak didikku ini. Aku sadar keberadaanku di kelas akan membuat mereka nyaman dan tertib. Aku merasa yakin bahwa aku pasti bias melaksanakan tugas ini, insya Allah.  

“Anak-anak hari ini bu guru kurang enak badan tolong kalian semua mengerjakan tugas dengan giat dan tertib “
“Baik bu “ jawab mereka serempak.
“Bu gulu jangan cape-cape nanti bu gulu sakit kita emang nakal bu, malahin aja nggak apa-apa” kata Fatur dengan lugunya seraya aku tersenyum. 

“Bisa saja kamu Fatur buat ibu tertawa.” Jawabku agak heran dengan ucapannya sambil tertawa.

“Ibu kasih aku soal penjumlahan lagi tugasku sudah selesai aku maunya ratusan atau ribuan bu.” ujara Fatur kepadaku seraya aku agak sedikit terkejut karena ada siswa kelas satu Sekolah Dasar yang minta soal tambahan dan dia sendiri yang menentukan materinya. 

“Kita masih belajar penjumlahan satuan dan puluhan Fatur” kataku kepadanya. 

“Aku sudah bisa bu aku bosan aku maunya yang latusan atau libuan” jawabnya lugu. 
Akupun mengambil balpoin untuk membuat sejumlah soal di buku latihan Fatur beberapa saat kemudian. 

“Ibu aku sudah selesai mengerjakan, kasih nilai bu”. Kata Fatur sambil memberikan buku latihannya kepadaku.

“Wah… kamu hebat sekali bisa menjawab semua soal dari ibu” kataku terheran-heran dengan kecerdasan Fatur. 

Hari ini tanggal 25 November 2017 dan bertepatan hari guru Nasional dan Jumat ini rutinitas sekolah setiap pecan ke empat selalu dilaksanakan kegiatan READATHON yaitu membaca bersama-sama dari seluruh kelas selama 42 menit serta menyimak presentasi siswa yang telah usai membaca satu buku.

” Anak-anak hari ini kita akan belajar di halaman dan kalian harus membawa buku cerita atau bacaannya masing-masing” ucapku
“Iya buuu”

“Kalian tahu mengapa?”
“Tahu buuu, readathon kaaan?”
“Ya, karena nanti kita akan melaksanakan kegiatan literasi Readhaton, kalian pasti sudah pernah melihat kegiatan literasi di sekolah kita yang sudah dilaksanakan rutin oleh kakak kelas kalian dilapangan setiap bulan” jelasku pada anak-anak.

“Siapa yang tahu mengapa kita harus rajin membaca?”
“Aku tahu buuu.., dengan membaca buku kita akan menambah ilmu”. Jawab Serlly salah seorang muridku.

“pengetahuan kita membaca buku bersama-sama pasti juga lebih menyenangkan dan akan menambah minat membaca” jawab murid yang lain.
Tidak ketinggalan pula kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa-siswi kelas satu, dua, dan tiga “Ingat ya, ibu harap kalian dapat mengikuti kegiatan literasi “Readhaton” tersebut dengan baik”.

“Iya buuu...” jawab mereka serempak.
“Dan ingat pula kalian harus menjadi contoh yang baik bagi adik-adik kelasmu” Ujarku kepada anak-anak.
“baik bu…” jawab mereka lagi

Kegiatan readhaton pun berjalan dengan tertib dan lancar kami pun kembali berjalan menuju kelas masing-masing. Syukurlah anak-anakku bias mengingat pesan-pesanku sebelum kegiatan readathon, jadi mereka mengikuti sesuai aturan.

 “Ibu.. aku membawa bunga cantik untuk bu guru, bunganya sudah aku kasih parfum biar wangi”, ucap Khumairah
“Bunga dari mana naak,” sahutku 

“Kemarin sepulang sekolah aku beli di depan sekolah kita, aku beli pakai uang jajan aku sendiri empat ribu.” lanjut Khumaira anak berprestasi dikelasku.

“Terima kasih Khumaira, ibu senang sekali dapat bunga cantik terimakasih atas perhatian kamu” jawabku.

“Sama-sama bu guru selamat hari guru aku sayang sama bu guru” jawab anak itu. 
Hari ini aku sangat terharu dan senang sekali dengan perhatian anak itu yang biasanya agak sedikit acuh kepadaku apalagi mereka masih kelas satu sudah rela mengorbankan uang saku mereka untuk membeli sebuah hadiah untuk gurunya dihari spesial ini. 

Sesaat kemudian aku menggambil ponsel disaku bajuku untuk mengabadikan hari guru bersama anak-anak mereka sangat antusias dan agak sedikit narsis inilah anak-anak jaman sekarang yang sudah tidak asing lagi dengan kamera. 

“Ibu… ibu.. besok aku mau bawa bunga benelan bunga mawal aku punya banyak dilumah bu” tiba-tiba ada seorang anak berkata kepadaku dia adalah Fatur aku hanya tersenyum menanggapinya. 

“Benelan bu” jawabnya lagi. “ya” kataku singkat. 

Keesokan harinya aku tidak hadir ke sekolah karena mengikuti lomba gerak jalan tingkat kecamatan dalam rangka memperingati hari guru nasional.

Pagi ini matahari bersinar cerah seperti biasa setiap hari senin pagi kami melaksanakan upacara pengibaran bendera setelah selesai melaksanakan upacara akhirnya kami kembali ke kelas masing-masing. Seperti biasa kami bedoa sejenak sebelum melaksakan aktivitas belajar alu ku buka lemari untuk mengambil perlengkapan mengajar tiba-tiba terlihat sesuatu yang indah didalam kotak tempat aku menyimpan peralatan tulis. 

“ Ada bunga mawar siapa ini dikotak ibu cantik sekali anak-anak ada yang tertinggal kemarin” kataku kepada anak-anak kupandangi satu persatu kulihat ekspresi mereka ada yang bingung, senyum-senyum, dan tertawa sendiri. 

“ Ya, sudah ibu taruh di kotak saja cantik sekali bunganya saying sekali bila tidak ada yang mengaku pemiliknya.” Kataku sambil menaruh bunga tersebut didalam kotak yang agak mirip vas bunga. 

“Ibu suka nggak sama bunganya” Kata Fatur sambil tersenyum malu-malu “Suka sekali ibu suka dengan sesuatu yang indah” jawabku “kenapa Fatur” kataku singkat tetapi melihat ekspresinya aku mulai paham apakah ini bunga miliknya. “Ibu itu bunga dali aku bu kemalin aku bawa buat bu gulu tapi ibu tidak masuk hehehe.” Ujar Fatur sambil malu tersipu-sipu.

”Oh indah sekali benarkah bunga ini untuk ibu dari kamu Fatur, terima kasih banyak ibu senang sekali” jawabku terharu, senang dan agak heran ternyata anak kelas satu benar-benar menepati janjinya yang agak sedikit aku abaikan kemarin.

”Ya bu itu untuk bu gulu aku kan udah janji sama bu gulu” jawab Fatur sambil menutup wajahnya sambil tersipu-sipu malu.

Fatur adalah seorang anak yang bisa dikatakan “hyperaktif” tidak bisa tenang sering kali berkeliling didalam kelas sehingga terkadang agak mengganggu teman sekelasnya. Namun dibalik itu semua Fatur memiliki hati yang baik dan jiwa kepedulian yang tinggi pada guru dan teman-temannya. Dia juga sangat cerdas dan cepat dalam berhitung dan mengerjakan tugas yang diberikan setiap anak pasti memiliki potensi dalam dirinya tugas saya sebagai guru untuk menggali potensi tersebut. Dibalik kekurangan anak seperti Fatur ada kelebihan yang sangat berharga yang belum tentu dimilki anak lainnya.

Salam Literasi…..!!!!

Oleh : Marina Santi, S.Pd (Guru SDN Sumberjaya 05 Tambun Selatan)
Share This Article :

TAMBAHKAN KOMENTAR

7836435257213270658